Sabtu, 04 April 2009

Toksisitas merkuri

PENGARUH TOKSISITAS MERKURI TERHADAP IKAN DAN MANUSIA


Oleh Nurin Nisa Farah Diena, Ferta Aprilia Primadani, Redha Ahmad Dhani, Irma Dinahkandy, Diah Puspita Sari

Abstrak : Merkuri adalah salah satu kontaminan yang banyak mencemari ekosistem perairan di dunia. Seperti beberapa kontaminan lainnya merkuri juga telah mengalami bioakumulasi, biomagnifikasi dan biotransformasi. Di dalam ekosistem air, ikan dapat dijadikan bioindikator dalam pencemaran air. Konsentrasi merkuri pada ikan dapat dipengaruhi oleh umur ikan, kuantitas merkuri di dalam ekosistem air, kontaminasi terhadap makanan, proses kimia, biologi, dan fisika di lingkungan air beserta makhluk hidupnya. Kandungan merkuri di ikan cenderung lebih banyak di bagian otot ikan, berkisar antara 83,6 % - 92 % (MeHg). Pengaruh langsung terhadap ikan diantaranya gangguan pada saraf pusat, menyebabkan kerusakan hati, menghambat perkembangbiakan dan pertumbuhan. Ekspos MeHg pada manusia melalui pengkonsumsian ikan yang terkontaminasi oleh merkuri/MeHg.Jika dilakukan dalam jangka waktu lama akan meningkatkan kandungan merkuri dalam tubuh. Dampak terhadap manusia diantaranya terganggunya sistem saraf, ginjal dan janin, dan paru-paru.

Kata kunci : merkuri, metilmerkuri (MeHg), bioakumulasi, biomagnifikasi, biotranformasi, ikan, ekosistem air.

1. PENDAHULUAN

Merkuri telah dikenal sebagai polutan dalam beberapa dekade. Pada tahun 1950 tidak bisa dipungkiri bahwa emisi merkuri terhadap lingkungan dapat menimbulkan efek serius pada kesehatan manusia. Studi yang terdahulu mendemonstrasikan bahwa ikan dan margasatwa dari ekosistem yang bervariasi umumya mencapai level merkuri, pada perhatian toksikologi ketika langsung dipengaruhi oleh merkuri, termasuk emisi dari manusia yang berhubungan dengan aktivitas.

Investigasi-investigasi dimulai pada akhir 1980 di deretan utara negara bagian USA, Kanada dan negara-negara lainnya ditemukan bahwa ikan yang terdapat di danau memiliki unsur hara yang rendah atau nutrien dan terletak di area-area yang sangat terpencil umumnya mempunyai level tinggi terhadap konsentrasi merkuri. Seperti beberapa kontaminan lingkungan lainnya merkuri mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi. Bioakumulasi adalah proses dari organisme (termasuk manusia) bisa mengambil kontaminan lebih cepat daripada tubuh mereka. Sedangkan biomagnifikasi adalah tambahan kenaikan dari konsentrasi kontaminan pada setiap level dari rantai makanan.

2. PENGARUH TOKSISITAS MERKURI PADA IKAN

Siklus merkuri ini telah mendapat perhatian yang luas, hal ini karena tingkat keracunan dari merkuri tersebut. Dengan lebih memeperhatikan MeHg yang terakumulasi oleh keduanya baik itu organik maupun inorganik dalam bentuk elemen-elemen di organisme, proses biotransformasi serta biomagnifikasi di dalam rantai makanan ekosistem air. Ikan disini sebagai salah satu medianya, walaupun ikan adalah organisme yang dapat dijadikan bioindikator terhadap tingkat pencemaran yang terjadi. Tingginya konsentrasi MeHg pada ikan adalah keadaan yang umum terjadi di danau-danau dan di lautan-lautan bahkan yang sangat jauh dari batas sumber mata air. Gedung-gedung waduk untuk hidrolistrik dan yang berguna untuk kontrol banjir juga telah menyebabkan tingginya konsentrasi MeHg pada ikan-ikan buas di belahan bumi utara.

Banyak penulis setuju atau sepakat bahwa dalam penentuan merkuri juga dapat dilihat dari jenis makanan yang dikonsumsi. Konsentrasi merkuri di ikan di pengaruhi oleh umur ikan, kuantitas merkuri di ekosistem air, kontaminasi terhadap makanan, proses kimia, biologi dan fisika di lingkngan air beserta makhluk hidupnya. Konsentrasi merkuri tertinggi terdapat pada otot ikan dibandingkan dengan bagian yang lain (insang, ginjal, hati dan kulit ikan). Hal ini karena merkuri terjepit ke protein yang lebih dominan terdapat di otot ikan. Kandungan relatif MeHg di bagian otot ikan berkisar 83,6 % - 92 % dari total merkuri yang ada.

Pengaruh langsung merkuri terhadap ikan biasa dinyatakan sebagai akut dan kronis. Pengaruh akut disebabkan gangguan pada saraf pusat sehingga ikan tidak bergerak atau bernapas akibatnya ikan akan cepat mati. Sedangkan pengaruh kronis terjadi pada organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan pada hati, mengurangi potensi untuk berkembangbiak, dan pertumbuhan.

Sifat MeHg dapat terakumulasi dalam tubuh ikan, sehingga ikan mengandung MeHg lebih banyak lagi. Konsentrasi-konsentrasi dasar Hg yang ada juga diperkirakan mengkontribusikan konsentrasi MeHg pada ikan. Sebagai konsekuensi bagi manusia dan margasatwa yang telah mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi, akibatnya ada penambahan kenaikan dalam ekspos MeHg. Karena perbedaan-perbedaan dalam angka pengkonsumsian ikan tiap berat badan itu berbeda dan perbedaan-perbedaan dalam berat badan diantara spesies-spesies, hal ini memungkinkan burung-burung dan mamalia memiliki banyak ekspos – ekspos MeHg yang lebih tinggi daripada manusia melalui pengkonsumsian ikan yang terkontaminasi.

3. PENGARUH TOKSISITAS MERKURI PADA MANUSIA

Pengkonsumsian ikan adalah jalan kecil yang dominan dari ekspos MeHg pada manusia-manusia dan margasatwa. MeHg jauh lebih berbahaya daripada merkuri, karena di dalam tubuh manusia, senyawa tersebut akan mengikatkan diri dengan jaringan lemak dan mengalami biokonsentrasi sehingga sulit diuraikan oleh tubuh. Oleh sebab itu, memakan ikan yang tercemar MeHg dengan dosis di bawah ambang pun, jika dilakukan dalam jangka waktu lama, akan meningkatkan jumlah merkuri di dalam tubuh. MeHg adalah racun saraf dan terutama memiliki efek –efek merugikan dalam perkembangan sistem saraf. Masalah paling besar adalah ketika ekspos terjadi kepada perkembangan janin dan anak-anak. MeHg dengan cepat dan luas menyerap melalui sistem gastrointestinal. Itu didistribusikan di seluruh tubuh dan dengan mudah menembus darah di otak dan rintangan-rintangan plasenta pada manusia dan hewan.

Target utama dari toksisitas merkuri adalah sistem saraf, ginjal dan janin yang sedang berkembang. Sistem-sistem lainnya yang mungkin terkena efeknya adalah pernapasan, kekebalan tubuh dan sistem reproduksi. Tetapi sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas merkuri, sehingga gejala yang erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. Gejala – gejala yang timbul antara lain adalah paraesthesia, sulit berdiri dan berbicara, ataksia, tremor dan sakit kepala. Merkuri juga menyebabkan cacat bawaan pada bayi yang dikandung oleh ibu yang terkontaminasi merkuri. Bayi yang dilahirkan bisa mengalami cacat seperti kehilangan organ dan autis.

Kasus toksisitas merkuri pada manusia diberitakan besar-besaran pasca Perang Dunia ke-2 di jepang, yaitu tragedi Minamata. Tragedi yang dikenal sebagai ”Minamata Disease” berdasarkan penelitian ditemukan pendudk disekitar kawasan tersebut memakan ikan yang berasqal dari laut sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari buangan sisa industri plastik.

Kasus lain adalah kasus wabah toksisitas merkuri yang terjadi di Irak sekitar tahun 1960an dan 1970an. Wabah ini terjadi karena penduduk mengkonsumsi roti produksi rumah tangga. Bahan baku roti tersebut berasal dari gandum yang diawetkan dengan fungisida yang mengandung merkuri.

4. KESIMPULAN

  • Merkuri adalah logam berat alamiah yang kehadirannya ada dipermukaan bumi dan mengalami reaksi metil oleh bakteri di lingkungan air menjadi MeHg di dalam keadaan anaerob.
  • Merkuri juga mengalami bioakumulasi, biomagnifikasi, dan biotransformasi.
  • Konsentrasi tertinggi merkuri terdapat di otot ikan berkisar antara 83,6% - 92% (MeHg).
  • Konsentrasi merkuri di ikan dipengaruhi oleh umur ikan, kuantitas merkuri di ekosistem air, kontaminan terhadap makanan, proses kimia, biologi dan fisika di ekosistem air.
  • Pengaruh merkuri terhadap ikan dinyatakan akut dan kronis.
  • Target utama dari toksisitas merkuri terhadap manusia yaitu sistem saraf, ginjal, dan janin yang sedang berkembang

5. DAFTAR PUSTAKA

Porvari, Petri. 2003. Source and Fate of Mercury in Aquatic Ecosystems. Finland : Finnish Environment Institute. http://www.ymparisto.fi/default.asp?contentid=89784&lan=en

Khaniki, Gholam Reza Jahed, dkk. 2005. Mercury Contamination in Fish and Public Health Aspects: A Review. Pakistan : Pakistan Journal of Nutrition. www.pjbs.org/pjnonline/fin337.pdf

Houserova, P, dkk. 2006. Determination of total mercury and mercury species

In fish and aquatic ecosystems of Moravian rivers. Czech Republic. http://www.vri.cz/docs/vetmed/51-3-101.pdf

Krabbenhoft, David P, dkk. 2001. A National Pilot Study of Mercury Contamination

of Aquatic Ecosystems along Multiple Gradients. http://toxics.usgs.gov/pubs/wri99-4018/Volume2/sectionB/2301_Krabbenhoft/pdf/2301_Krabbenhoft.pdf

Brambaugh, W. G, dkk. A National Pilot Study of Mercury Contamination

of Aquatic Ecosystems along Multiple Gradients : Bioaccumulation in Fish. http://137.227.231.90/pubs/center/pdfDocs/BSR2001-0009.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar